ARTIKEL MAKALAH ANALISIS SEMIOTIKA PADA IKLAN LAYANAN MASYARAKAT
NPM : 202310415147
KELAS : 1A5
MATKUL : Pengantar Periklanan
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vaksinasi
Covid-19 di Indonesia menjadikan sebagai bagian dari strategi penanggulangan
pandemi Covid-19, dimana pelaksanaan vaksinasi Covid-19 ini bertujuan untuk
melindungi masyarakat dari infeksi SARS-CoV-2 yang dapat menyebabkan kesakitan
dan kematian akibat Covid-19. Program ini mulai diberlakukan sejak 13 Januari
2021. Kala itu, Presiden Jokowi menjadi orang pertama di Indonesia yang
disuntik vaksin sinovac. Untuk dapat membentuk kekebalan imunitas atau herd
immunity, vaksinasi ditargetkan menjangkau 70 persen penduduk Indonesia atau
182 juta jiwa. Vaksin Covid-19 dikembangkan untuk membantu pembentukan imunitas
tubuh individu sehingga pemberian vaksin Covid-19 tersebut diharapkan dapat
mempercepat terbentuknya kekebalan kelompok (herd immunity) yang nantinya
berdampak pada penurunan jumlah kasus yang terinfeksi (World Health
Organization, 2020). Kekebalan kelompok atau herd immunity merupakan situasi
dimana sebagian besar masyarakat terlindung/kebal terhadap penyakit tertentu
sehingga menimbulkan dampak tidak langsung (indirect effect), yaitu turut
terlindunginya kelompok masyarakat yang rentan dan bukan merupakan sasaran
vaksinasi. Kondisi tersebut hanya dapat tercapai dengan cakupan vaksinasi yang
tinggi dan merata. Vaksinasi Covid-19 juga menjadi salah satu syarat wajib bagi
peradministrasian di Indonesia dan sebagai upaya percepatan daripada vaksinasi
tersebut.
Nyatanya,
vaksin saja tidak cukup menjamin untuk terhindar dari virus Covid-19. Namun
yang menjadi hal yang penting untuk diingat dan menjadi catatan penting,
ketersediaan vaksin di seluruh dunia masih terbatas sehingga pelaksanaan
vaksinasi Covid-19 dilakukan secara bertahap. Selama cakupan vaksinasi belum
luas, kekebalan kelompok/herd immunity belum terbentuk, potensi penularan masih
tinggi. Oleh karena itu, pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tetap harus dibarengi
dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat, seperti menggunakan masker,
mencuci tangan dan menjaga jarak aman minimal 1-2 meter. Dimana tujuan dari
penerapan protokol kesehatan untuk meningkatkan upaya pencegahan dan
pengendalian Covid-19 bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka
mencegah terjadinya episenter/kluster baru selama masa pandemi Covid-19.
Prinsip utama protokol kesehatan untuk perlindungan secara menyeluruh atas
kesehatan individu dan juga perlindungan kesehatan masyarakat. Protokol
kesehatan harus semakin dipatuhi sebagai suatu kebiasaan adaptasi kehidupan
baru untuk tetap terjaganya kesehatan seluruh masyarakat. Hal ini juga
diperkuat berdasarkan sanksi yang diberikan agar protokol kesehatan semakin
diperketat seperti yang sudah tertuang dalam surat edaran nomor 20 tahun 2022
tentang protokol Kesehatan pasca vaksinasi dimana bahwa setiap orang diwajibkan
menggunakan masker medis yang menutup hidung, mulut dan dagu, mengganti masker
secara berkala setiap empat jam dan membuang limbah masker ditempat yang
disediakan, mencuci tangan secara berkala menggunakan air dan sabun atau hand
sanitizer, terutama setelah menyentuh benda yang disentuh orang lain, menjaga
jarak minimal 1,5 meter dengan orang lain serta menghindari kerumunan.
Memasuki pasca
vaksinasi Covid-19 menjadikan Indonesia sebagai negara yang harus siap dengan
kebiasaan baru dalam kondisi pandemi Covid-19, dimana semua orang akan
berdampingan bersama Covid-19. Vaksinasi akan seiring dengan penerapan protokol
kesehatan dalam kehidupan sehari-hari di tempat publik. Akan tetapi pada
kenyataannya di lapangan, masyarakat pasca vaksinasi Covid-19 terdapat
pengabaian terhadap protokol kesehatan. Apabila terdapat pengabaian protokol
kesehatan secara terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan akan
mengakibatkan terus bertambahnya jumlah yang terkena positif Covid-19.
Pemilihan
iklan ini bertujuan untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat betapa
pentingnya untuk menerapkan protokol kesehatan pasca vaksinasi agar nantinya
bagi masyarakat yang sudah divaksinasi tidak terkena virus Covid-19, melalui
iklan layanan masyarakat ini pemerintah berharap bahwa masyarakat bisa
berpartisipasi aktif dalam upaya pencegahan mengenai informasi yang diberikan
terkait anjuran-anjuran yang sudah dibuat sehingga informasi ini bisa
memberikan dampak yang positif bagi negara dan bisa terbebas dari penyakit
virus Covid-19.
Iklan Layanan
Masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
3.1 Pengertian Iklan
Iklan merupakan bagian dari komunikasi karena pada dasarnya iklan merupakan proses penyampaian pesan. Pesan tersebut berisi informasi tentang suatu produk baik barang maupun jasa. Iklan disampaikan secara persuasi dan bertujuan untuk mempengaruhi khalayak. Maka, biasanya iklan disampaikan melalui media massa baik cetak maupun elektronik agar dapat diterima oleh khalayak luas secara serempak. Dapat dikatakan pula iklan merupakan jenis komunikasi nonpersonal, senada dengan beberapa definisi iklan.[1]
Maksud kata ‘nonpersonal’ berarti suatu iklan melibatkan media massa (TV, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat nonpersonal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal di umpan balik yang segera dari penerima pesan (kecuali dalam hal direct response advertising). Karena itu, sebelum pesan iklan dikirimkan pemasang iklan harus betul-betul mempertimbangkan bagaimana audiens akan menginterpretasikan dan memberikan respons terhadap iklan dimaksud.[2]Dapat dikatakan Iklan salah satu bentuk komunikasi yang terdiri atas informasi dan gagasan tentang suatu produk yang ditujukan kepada khalayak secara serempak agar memperoleh sambutan baik, iklan berusaha untuk memberikan informasi, membujuk dan meyakinkan. (Sudiana, 1986: 1).[3]Iklan juga menjadi salah satu promosi yang paling dikenal dan paling banyak dibahas orang, hal ini kemungkinan karena daya jangkaunnya yang luas. Iklan juga menjadi instrument promosi yang sangat penting, khususnya bagi perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang ditujukan kepada masyarakat luas. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan atau merek.[4]
Tanda dan simbol merupakan alat dan materi yang digunakan dalam interaksi. Komunikasi merupakan proses transaksional di mana pesan (tanda) dikirimkan dari seorang pengirim (sender) kepada penerima (receiver). Supaya pesan tersebut dapat diterima secara efektif, perlu adanya proses interpretasi terhadap pesan tersebut karena hanya memaknai
[1] PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA
DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal.
59
[2] Ralph S. Alexander, ed, Marketing Definition,
American Marketing Assocation, Chicago, 1965.
[3] PT.
RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET
KOMUNIKASI, 2022, Hal. 59
[4] PrenadaMedia Group., Morissan. PERIKLANAN KOMUNIKASI PEMASARAN TERPADU, 2019, Hal.18
simbol-simbol. Pembahasan tentang konsep symbol harus diawali dengan pemahaman tentang konsep tanda (sign). Tanda merupakan unsur yang digunakan untuk mewakili unsur lain. [5]
Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas maupun fungsinya dengan produk saingannya. Pemasang iklan harus dapat memanfaatkan iklan di media massa untuk memosisikan produknya di mata konsumen. Keuntungan lain dari iklan melalui media massa adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama produk yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat. Hal ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan. Sifat dan tujuan iklan berbeda antara satu perusahaan dengan perusahaan lainnya, antara satu jenis industri dengan industri lainnya, dan antara satu situasi dengan situasi lainnya. Demikian juga, konsumen yang menjadi target suatu iklan juga berbeda antara satu jenis produk dengan produk lainnya. Suatu perusahaan beriklan dengan tujuan untuk mendapatkan respons atau aksi segera melalui iklan media massa. Perusahaan lain mungkin bertujuan untuk lebih mengembangkan kesadaran atau ingin membentuk suatu citra positif dalam jangka panjang bagi barang atau jasa yang dihasilkannya.tentang konsep tanda (sign). Tanda merupakan unsur yang digunakan untuk mewakili unsur lain. [6]
3.1
Pengertian
Periklanan
Periklanan (advertising) adalah suatu proses komunikasi massa yang melibatkan sponsor tertentu, yakni pemasang iklan (pengiklan) yang membayar jasa sebuah media massa atas penyiaran iklannya, misalnya melalui program siaran televisi. Adapun iklan itu sendiri biasanya dibuat oleh sebuah agen atau biro iklan atas pesanan si pemasang iklan; atau bisa saja oleh bagian Humas (Public Relations) Lembaga pemasang iklan tersebut. Secara harfiah, istilah iklan dikenal dalam bahasa Melayu berasal dari bahasa Arab, i’lan atau i’lanun yang berarti informasi. Sedangkan istilah advertising berasal dari bahasa Latin, ad-vere yang berarti memindahkan buah pikiran dan gagasan kepada pihak lain. Periklanan dapat juga dianggap sebagai sebuah institusi sosial, sebab banyak lembaga kemasyarakatan yang terlibat di dalam proses pembuatan dan penyajian iklan. Penelitian pada abad-abad peralihan membuktikan bahwa sepintas lalu iklan memperlihatkan nilai-nilai kehidupan pada setiap zamannya. Iklan barang dan jasa menunjukkan suatu gambar tentang bagaimana orang hidup dan menginginkan kehidupannya. Demikian pula gaya iklan pada zamannya, seperti gayanya pada zaman itu, menampilkan banyak hal tentang perbendaharaan kata pada
[5] PT.
RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET
KOMUNIKASI, 2022, Hal. 2
[6] PrenadaMedia Group., Morissan. PERIKLANAN KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU, 2019, Hal. 18-19
waktu itu, apakah mengenai kepentingan umum atau pendapat umum. Dengan demikian, periklanan bisa dianggap sebuah cermin masyarakat, atau bisa juga dianggap sebagai pengaruh dari zamannya.[7]
Tugas pokok periklanan
adalah mengomunikasikan informasi seefisien mungkin kepada orang-orang yang
beratus ribuan jumlahnya. Dalam kegiatannya, periklanan melakukan fungsi
ekonomi yang terpenting bagi sipemasang iklan dan khalayak. Dia menolong
khalayaknya untuk mengambil tindakan ekonomis yang lebih baik dengan
memberitahu mereka tentang barang dan jasa. Ia melengkapi si pemasang iklan
dengan suatu mekanisme komunikasi ekonomis bagi khalayaknya. Dalam pengertian
khusus secara ekonomis, periklanan merupakan padanan bagi barang-barang baru.
Dalam banyak hal, memperkenalkan produk baru tidak bisa dikerjakan dengan mudah
apabila periklanan tidak bisa memberitahu orang-orang tentang produk tersebut.
Dengan demikian,
periklanan merupakan kegiatan yang terkait pada dua bidang kehidupan manusia
sehari-hari, yakni ekonomi dan komunikasi. Dalam bidang ekonomi, periklanan
bertindak sebagai salah satu upaya marketing yang strategis, yaitu upaya
memperkenalkan barang baru atau jasa untuk dapat meraih keuntungan sebanyak
mungkin. Dalam hal ini, periklanan merupakan suatu kekuatan menarik yang
ditujukan kepada sejumlah pembeli tertentu, hal mana dilaksanakan oleh produsen
atau pedagang agar dapat mempengaruhi penjualan barang atau jasa dengan cara
yang menguntungkan (Baarle,1946: 1). Jadi, periklanan merupakan salah satu
teknik untuk memperluas pasar dan meningkatkan penjualan sehingga menguntungkan
produsen atau penjual. Sedangkan dalam bidang komunikasi, periklanan merupakan
proses atau kegiatan komunikasi yang melibatkan pihak-pihak sponsor (pemasang
iklan), media massa, dan agen periklanan (biro iklan). Ciri utama dari kegiatan
yang dimaksud adalah pembayaran yang dilakukan para pemasang iklan, melalui
biro iklan atau secara langsung, kepada media massa terkait atas dimuat atau
disiarkannya penawaran barang atau jasa yang dihasilkan si pemasang iklan
(pengiklan) (Aaker, 1975: 3).[8]
Jelasnya, periklanan
merupakan salah satu jenis teknik komunikasi massa untuk menyiarkan informasi
tentang barang atau jasa yang ditawarkan oleh si pemasang iklan (produsen atau
penjual barang maupun jasa) dengan membayar ruang atau waktu yang disediakan
media massa tersebut. Pendek kata, periklanan adalah salah satu metode untuk
memperkenalkan barang, jasa, atau gagasan kepada public (Schindler, 1970:79).
Sudah
[7] Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi
Periklanan. Bandung: PENERBIT NUANSA. Hal. 13-14
[8] Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan
Strategi Periklanan. Bandung: PENERBIT NUANSA. Hal. 14
tentu, memperkenalkan disini dalam arti menawarkan agar public berminat
untuk menikmatinya.[9]
Teori semiotika yang digunakan pada iklan layanan masyarakat ini merupakan
Semiotik analitik, yakni semiotik yang menganalisis sistem tanda. Peirce
menyatakan bahwa semiotik berobjekkan tanda dan menganalisisnya menjadi ide,
objek, makna. Ide dapat dikatakan sebagai lambang, sedangkan makna adalah beban
yang terdapat dalam lambng yang mengacu kepada objek tertentu. (Mansoer Pateda
dalam Rusmana, 2025 Hal 5). [10]
Ada dua pendekatan
penting terhadap tanda-tanda yang biasanya menjadi rujukan para ahli (Berger,
2000b: 11-22). Pertama, adalah pendekatan yang didasarkan pada pandangan
Ferdinand de Saussure (1857-1913) yang mengatakan bahwa tanda-tanda disusun
dari dua elemen, yaitu aspek citra tentang bunyi (semacam kata atau
representasi visual) dan sebuah konsep di mana citra bunyi disandarkan. Inilah
antara lain, yang dikatakan Saussure: digunakan untuk contoh (arbor
[pohon], dsb). Orang cenderung mengatakan bahwa kata arbor dinamakan
tanda hanya karena kata tersebut mengandung konsep tentang pohon (tree),
akibatnya konsep tentang ide panca indera secara tak langsung menyatakan bagian
ide tentang keseluruhan. Ambiguitas akan muncul bila ketiga makna yang tercakup
di sini ditandai dengan tiga makna yang masing-masing maknanya berlawanan satu
sama lain. Saya bermaksud memastikan bahwa kata “tanda” (signe) itu untuk
Menyusun keseluruhan dan untuk menggantikan konsep dan citra bunyi
masing-masing dengan “pertanda” (signifie / signified) dan “penanda” (signifian
/ signifier) Kedua istilah terakhir lebih menguntungkan untuk mengindikasikan
oposisi keterpisahannya dari aspek yang lain dan dari aspek keseluruhan yang
membangunnya” (Berger, 2000b:11).
Tanda itu sendiri, dalam pandangan Saussure, merupakan manifestasi konkret dari citra bunyi dan sering diidentifikasi dengan citra bunyi itu sebagai penanda. Jadi, penanda dan petanda merupakan unsur-unsur mentalistik. Dengan kata lain, di dalam tanda terungkap citra bunyi ataupun konsep sebagai dua komponen yang tak terpisahkan. Dengan kata lain, kehadiran yang satu berarti pula kehadiran yang lain seperti dua sisi kertas (Masinambow, 2000a:12). Bagi Saussure, hubungan antara penanda dan petanda bersifat arbitrer (bebas), baik secara kebetulan maupun ditetapkan. Menurut Saussure, ini tidak berarti “bahwa pemilihan penanda sama sekali meninggalkan pembicaraan” namun lebih dari itu adalah "tak bermotif"
[9] Kustadi
Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi Periklanan. Bandung:
PENERBIT NUANSA. Hal. 15
[10] PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA
DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 5
yakni arbitrer dalam pengertian penanda tidak mempunyai hubungan alamiah dengan petanda (Saussure,1966, dalam Berger 2000b:11).[11]
Kedua, adalah
pendekatan tanda yang didasarkan pada pandangan seorang filsuf dan pemikir
Amerika yang cerdas, Charles Sanders Peirce (1839-1914). Peirce (dalam Berger,
2000b:14) menandaskan bahwa tanda-tanda berkaitan dengan objek-objek yang
menyerupainya, keberadaannya memiliki hubungan sebab-akibat dengan tanda-tanda
atau karena ikatan konvensional dengan tanda- tanda tersebut. Ia menggunakan
istilah ikon untuk kesamaannya, indeks untuk hubungan sebab-akibat, dan simbol
untuk asosiasi konvensional.
Menurut Peirce, sebuah
analisis tentang esensi tanda mengarah pada pembuktian bahwa setiap tanda
ditentukan oleh objeknya. Pertama, dengan mengikuti sifat objeknya, ketika kita
menyebut tanda sebuah ikon. Kedua, menjadi kenyataan dan keberadaannya
berkaitan dengan objek individual, ketika kita menyebut tanda sebuah indeks.
Ketiga, kurang lebih, perkiraan yang pasti bahwa hal itu diinterpretasikan
sebagai objek denotatif sebagai akibat dari suatu kebiasaan ketika kita
menyebut tanda sebuah simbol.
Tak dapat disangkal bahwa semiotika belakangan ini menunjukkan perhatian besar dalam produksi tanda yang dihasilkan oleh masyarakat linguistik dan budaya. Berbeda dengan konsep yang lebih statis yang diajukan Saussure tentang tanda dan pendekatan taksonomis semiotika, dan pendekatan semiotika Peirce yang bersifat taksonomis, Umberto Eco memastikan diri untuk menyelidiki sifat-sifat dinamis tanda dalam bukunya Theory of Semiotics (1979). Dia menjelaskan pandangan epistemologisnya dengan menggunakan suatu perbandingan. Objek semiotika boleh diibaratkan dengan permukaan laut tempat kiambang segera lenyap begitu kapal lewat, atau hutan tempat jejak bekas pedati atau jejak kaki mengakibatkan sedikit banyak munculnya modifikasi abadi. Eco (1979:29) menganggap tugas ahli semiotika bagaikan menjelajahi hutan, dan ingin memusatkan perhatian pada modifikasi sistem tanda. Ini mendorongnya untuk mengganti konsep tanda dengan konsep fungsi tanda. Suatu "perihal ekspresi" dapat dihubungankan dengan "perihal isi" yang berbeda-beda. Dalam kasus bahasa Inggris untuk kata plane, Eco melihat tiga fungsi tanda: "alat tukang kayu", "dataran", dan "pesawat terbang". Dia menyimpulkan bahwa "satu tanda bukanlah entitas semiotik yang tak dapat ditawar, melainkan suatu tempat pertemuan bagi unsur-unsur independen (yang berasal dari dua sistem berbeda dari dua tingkat yang berbeda [ungkapan dan isi] dan bertemu atas dasar hubungan pengkodean)" (Eco, 1979:49).[12]
[11]
PT. Remaja Rosdakarya., Drs. Alex Sobur, M.Si. SEMIOTIKA KOMUNIKASI,
2020. Hal. 31-32
[12]
PT. Remaja Rosdakarya., Drs. Alex Sobur, M.Si. SEMIOTIKA KOMUNIKASI, 2020. Hal.
34
Dalam iklan tersebut terdapat beberapa elemen yang menjadi perhatian untuk dianalisis dalam teori semiotika tanda:
1. Penulisan kata-kata kapital: Pengunaan huruf kapital pada kalimat “TETAP HARUS HATI-HATI”
kalimat dalam kata tersebut menunjukkan penekanan atau penanda terhadap suatu
pesan yang ingin disampaikan. Sehingga Hal ini dapat diartikan menjadi suatu
makna tertentu yang berfungsi dalam tanda teori semiotik.
2. Kalimat “Untuk lindungi diri, keluarga, dan orang sekitar dari virus
COVID-19): Urutan kata tersebut memiliki makna dengan menunjukkan adanya hal
yang menjadi prioritas dalam tindakan yang disarankan, yaitu melalui diri
sendiri, keluarga, dan kemudian orang sekitar. Ini dapat diartikan sebagai
pentingnya melindungi diri sendiri sebelum melibatkan keluarga dan orang lain.
3. Kalimat “Setelah Vaksinasi Covid-19”: Dapat dilihat bahwa kalimat
tersebut mengandung tanda-tanda yang menyampaikan informasi tentang urutan
waktu, tindakan vaksinasi, serta konteks pandemi Covid-19.
Dengan ini pemahaman tanda-tanda atau simbol semiotika dapat membantu kita membaca, menganalisis, dan memahami objek sekitar, serta memahami cara komunikasi dan makna yang dibangun dalam berbagai konteks.
BAB III
ANALISA IKLAN
3.1
Isi
A.
Mendefinisikan Objek Iklan
Secara definisinya bahwa Objek iklan berisikan
unsur-unsur tanda berupa objek yang diiklankan; konteks berupa lingkungan,
orang atau makhluk lainnya yang memberikan makna pada objek; serta teks (berupa
tulisan) yang memperkuat makna (anchoring), meskipun yang terakhir ini tidak
selalu hadir dalam sebuah iklan (Piliang, 2012:306). Berikut beberapa objek
iklan yang didalamnya memiliki makna tertentu:[13]
Pada kalimat “Setelah Vaksinasi COVID-19”: Kalimat ini memberikan kesadaran pada suatu peristiwa atau kondisi tertentu serta kalimat ini merujuk pada masyarakat yang sudah divaksinasi agar untuk dipahami langkah-langkah apa yang harus dilakukan kedepannya setelah divaksinasi.
Objek iklan berupa kata-kata: “TETAP HARUS HATI-HATI” Objek ini memberikan pengertian bahwa untuk masyarakat yang sudah divaksinasi tetap harus hati-hati dalam melakukan aktivitasnya seperti yang sudah dibilang bahwa bagi orang yang sudah divaksinasi masih bisa terpapar virus Covid-19, dan juga terdapat kalimat kapital yang memiliki makna penegasan atau penekanan bahwa kalimat ini penting untuk di analisis, di pahami dan diterapkan bagi setiap masyarakat terhadap penyakit Covid-19.
Kalimat “untuk lindungi diri, keluarga, dan orang sekitar dari virus COVID-19”: Pada kalimat ini memberikan petunjuk tentang siapa yang harus dilindungi, dengan urutan prioritas dimulai dari diri, sendiri, keluarga, dan orang sekitar. Jika dari diri sendiri sudah terpapar ini akan mengabitkan penularan pada lingkungan sekitarnya. Sehingga kalimat ini mengarah pada penyebab potensial bahaya atau ancaman pada Covid-19.
[13] Agitha Fregina Pondaag. Analisis Semiotika Iklan A Mild Go Ahead Versi "Dorong Bangunan" Di Televisi. Media Neliti, 2020. Hal 5
B. Teks Dalam Iklan
Menurut Kosasih (2017) teks dalam iklan bertujuan untuk
membujuk masyarakat agar tertarik pada apa yang di iklankannya. Selain itu
iklan diartikan juga sebagai informasi kepada masyarakat umum, mengenai suatu
barang atau jasa yang di iklankannya. Biasanya iklan disampaikan lewat media
massa, diantaranya internet, radio, dan televisi. Unsur yang ditampakan adalah
gambar, gerak, kata-kata atau suara. Dapat disimpulkan dari pernyatan tersebut,
bahwa teks iklan merupakan rangkaian bujukan atau informasi kepada masyarakat
umum, mengenai suatu barang atau jasa untuk menarik minat sebuah produk yang
akan di iklankan. [14]
1. Analisis isi teks
berdasarkan arti kiasan
Semi (1984:41) menjelaskan
bahwa kiasan merupakan esehata dari gaya bahasa. Kiasan adalah memberi makna
lain dari suatu ungkapan, atau memisalkan sesuatu untuk mengatakan sesuatu yang
lain. Kiasan biasanya dibentuk dengan memperhatikan adanya persamaan sifat,
keadaan, bentuk, warna, tempat, waktu antara dua benda yang dibandingkan.[15]
Isi teks berdasarkan kiasan melibatkan identifikasi,
pemahaman, dan penafsiran makna kiasan yang digunakan dalam suatu teks. Kiasan
merupakan bentuk kalimat yang menggunakan perbandingan atau hubungan analogi
antara dua konsep atau objek yang berbeda.
Analisis : Kiasan dalam iklan layanan masyarakat ini
merujuk kepada penyampaian pesan tentang perlunya melaksanakan langkah-langkah
pencegahan setelah vaksinasi. Kiasan tersebut dapat memperkuat akan signifikasi
tindakan pencegahan dan memberikan gambaran visual yang kuat pada pembaca.
2. Analisis isi teks
berdasarkan arti sebenarnya
Analisis : dengan melihat isi teks
mengenai “Protokol Kesehatan Pasca Vaksinasi “ yang terdapat pada iklan layanan
masyarakat ini bahwa teks tersebut
memiliki arti yang sebenarnya terhadap tanggung jawab individu dalam menjaga
kesehatan dan keamanan bersama setelah menerima vaksinasi dan juga setelah
mendapatkan vaksinasi, kita semua memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri
dan orang-orang di sekitar kita. Protokol kesehatan sebenarnya menjadi sebuah
perisai kita terhadap penyakit virus covid-19. Dengan mematuhi langkah-langkah
pencegahan, kita dapat mencegah penyebaran virus.
Sehingga iklan ini mengajak setiap individu untuk mengambil tindakan konkrit dengan menerapkan ProtoKol Kesehatan. Iklan ini menekankan bahwa dalam menerapkan protokol kesehatan bukan hanya tanggung jawab pribadi, tetapi juga langkah nyata untuk menjaga kemanan Bersama.
3. Analisa citra berdasarkan kiasan
Citra merupakan gambaran
seseorang terhadap orang lain, perusahaan, produk, dan sebagainya. Hal ini
dianggap penting karena citra mempengaruhi sukses atau tidaknya suatu
perusahaan, atau produk yang dipasarkan digambaran dari baik buruknya menurut
masyarakat. Rahmat (2005: 221) menyampaikan bahwa citra adalah peta dunia.
Tanpa citra akan selalu berada dalam suasana yng tidak pasti. Citra adalah
gambaran tentang realitas dan tidak harus sesuai dengan realitas. Citra adalah
dunia menurut persepsi kita. [16]
Analisis : Dalam iklan layanan masyarakat ini, penggunaan
citra berdasarkan kiasan dapat memberikan daya eseh dan kejelasan pesan yang
ingin disampaikan. Citra melibatkan penggunaan gambaran visual atau perumpamaan
untuk menyampaikan makna secara lebih mendalam. Seperti penggunaan warna
background unggu yang cerah memiliki makna keanggunan dan kebijaksanaan. Jadi warna
ini memberikan citra mengenai integritas terhadap kebijakan yang dibuat bagi
setiap orang untuk mematuhi anjuran yang diberikan. Adapun penggunaan warna
kuning yang melambangkan optimisme bertujuan memberikan semangat dalam
menerapkan protokol kesehatan untuk terbebas dari virus covid-19.
Sehingga Melalui penggunaan kiasan dalam citra ini, iklan
esehata esehatan pasca vaksinasi tidak hanya menyampaikan pesan secara verbal
tetapi juga secara visual menggambarkan konsep konsep yang ada melalui ketaatan
terhadap esehata esehatan. Citra ini dapat lebih mudah diingat dan dapat
meningkatkan pemahaman serta kesadaran masyarakat terkait pentingnya
melanjutkan tindakan pencegahan setelah menerima vaksinasi.
4. Analisis citra
berdasarkan sebenarnya
Analisis : Iklan layanan masyarakat ini dibuat
berdasarkan ketidakpatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan dimana orang
yang sudah di vaksinasi terkadang masih menyepelekan penerapan protokol
kesehatan. Sehingga iklan ini dibuat dengan berbagai citra melalui
elemen-elemen yang ada bertujuan bagi setiap orang yang sudah divaksinasi agar
tetap menerapkan protokol kesehatan agar yang sudah di vaksinasi tidak tertular
virus covid-19. Oleh karena itu bahwa iklan ini memberikan citra yang positif
dalam menyampaikan informasi melalui visual dengan penambahan berupa elemen sehingga
iklan ini dibuat oleh pemerintah bukan hanya semata tetapi memberikan citra
yang sebenarnya bagaimana pemerintah memberikan kebijakan atau anjuran yang
baik bagi setiap warganya.
[16] Heppy Atma Pratiwi. Jurnal CITRA PEREMPUAN DALAM
IKLAN TELEVISI (ANALISIS
SEMIOTIKA IKLAN POND’S FLAWLESS WHITE 7 DAYS TO LOVE-VERSI 10 MENIT).
IPP Munindra. 2016. Hal 5
C. Mengelompokkan Teks dan Citra
yang Ada Berdasarkan Ikon, Indeks, dan Simbol
1. Berdasarkan Ikon
Ikon merupakan tanda yang menyerupai benda yang
diwakilinya, atau suatu tanda yang menggunakan kesamaan atau ciri-ciri yang
sama dengan apa yang dimaksudkannya. Ikon dapat terdiri kata-kata onomatope,
gambar (diagram, bagan, dan lain-lain). [17]
Berikut beberapa teks dan
citra yang ada dalam ikon iklan ini :
·
Analisis Ikon pada logo
lembaga-lembaga iklan ini :
Logo-logo pada ikon iklan ini hadir untuk dapat memberikan rasa keyakinan kepada masyarakat bahwa pesan atau anjuran yang disampaikan berasal dari sumber yang resmi dan terpercaya. Seperti logo Kominfo bahwa lembaga ini salah satu kementriaan yang bertugas melaksanakan pemberdayaan dan penyediaan akses informasi bagi media dan lembaga terhadap komunikasi publik dan juga melaksanakan penyediaan akses informasi bagi media dan lembaga yang ada. Logo ini dihadirkan agar menjadi penguat bagi iklan agar segala pesan yang disampaikan merupakan suatu informasi yang akurat dan terpercaya.
Ikon G20, lembaga ini merupakan kerja sama dari 19 negara yang bertujuan mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, menstabilisasi keungan internasional dan penerapan pembangunan berkelanjutan. Adanya ikon ini memberikan kepada setiap pembaca bahwa negara negara lain juga mengalami wabah virus covid-19 dengan adanya 19 negara ini mengajak setiap negara untuk bekerja sama memerangi virus covid-19 dengan anjuran-anjuran yang sudah diberikan. Sehingga nantinya pertumbuhan ekonomi pada kerja sama G20 ini berjalan denga stabil.
Ikon KPC PEN, Logo ini merupakan sebuah lembaga dalam penanganan corona virus dan pemulihan ekonomi nasional. Munculnya ikon ini menunjukkan bahwa negara memiliki lembaga yang bertugas untuk penanganan vrius covid-19. Sehingga dengan adanya logo lembaga ini memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa negara sedang mengambil langkah melalui kebijakan yang dibuat sebaik mungkin terhadap virus covid-19.
Ikon Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Lembaga ini bertugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan untuk membantu presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Adanya ikon ini bahwa kementrian kesehatan turut berpartisipasi dalam memberikan pelayanan seperti melakukan kegiatan vaksinasi, memberikan wawasan tentang covid-19 serta memberikan anjuran mengenai protokol kesehatan. Sehingga logo ini mencerminkan sebuah tanggung jawab dan fokus terhadap kesehatan masyarakat.
[17] PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 31
·
Analisis ikon
pada tokoh iklan ini:
Tokoh pada perempuan muda
memperlihatkan pose dengan tangan yang diangkat membentuk siku-siku, Sehingga posisi
tangan yang mengangkat dan membentuk siku-siku ini bisa mencerminkan sikap yang
kuat dan penuh keberanian. Tokoh ini mungkin ingin menyampaikan pesan tentang
keberanian, kekuatan, dan ketegasan yang dimiliki oleh tokoh perempuan muda
tersebut. Ini dapat menjadi tanda pemberdayaan dan penolakan terhadap
ketidaksetaraan atau diskriminasi. Dengan adanya tokoh tersebut bahwa iklan ini
memberikan citra yang baik bagi seorang perempuan.
Tokoh pada seorang ibu dan anak tersebut memperlihatkan seorang ibu yang memakaikan masker kepada anaknya, mencerminkan keinginan dan tanggung jawab seorang ibu untuk melindungi anaknya dari potensi bahaya, termasuk penyebaran penyakit virus covid-19 dan juga memberikan pesan kepada orang tua terhadap anak-anaknya mengenai kebiasaan-kebiasaan sehat, bahaya penyakit, dan langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah penularan virus covid-19. Tokoh pada seorang ibu dan anak yang menggunakan masker tersebut dapat menjadi alat komunikasi yang kuat untuk menyampaikan pesan-pesan tersebut kepada masyarakat.
Tokoh pada laki-laki muda yang menunjuk ke arah tangan yang sudah divaksinasi, memberikan pesan tentang pentingnya peran aktif individu dalam mendukung upaya vaksinasi. Dengan menunjuk ke arah tangan yang sudah divaksinasi, tokoh tersebut mungkin ingin menyampaikan bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk melindungi diri sendiri dan orang lain melalui vaksinasi serta tokoh tersebut mungkin ingin mengajak orang lain untuk bersama-sama berpartisipasi dalam upaya vaksinasi demi kebaikan bersama.
2. Berdasarkan Indeks
Indeks
adalah tanda yang sifat tandanya tergantung dari keberadaanya suatu denotasi
sehingga dalam terminologi Peirce merupakan suatu secondness. Dengan
demikian, indeks adalah suatu tanda yang mempunyai kaitan atau kedekatan dengan
apa yang diwakilinya. (Danesi, 2011:34)[18]
Analisis indeks pada iklan ini
sebagai berikut:
·
Idenks pada kata
#TetapPakaiMasker Pengunaan kata ini menekankan pada pentingnya untuk terus menggunakan masker sebagai tindakan pencegahan penyebaran penyakit virus covid-19 yang menjadi salah satu anjuran dalam protokol kesehatan. Indeks ini juga dapat mencakup tingkat pengetahuan masyarakat tentang rekomendasi kesehatan pasca vaksinasi. Hal ini mencakup pemahaman tentang efektivitas vaksin dalam mencegah penyakit, tetapi juga kesadaran bahwa vaksinasi tidak meniadakan kemungkinan penularan atau infeksi.
Kata tersebut menunjukkan pentingnya sirkulasi udara yang baik di dalam ruangan untuk mengurangi risiko penyebaran penyakit virus Covid-19. Penekanan kata ini mencerminkan upaya untuk menjaga keamanan dan kesehatan mengenai lingkungan sekitar. Dengan memastikan ruangan berventilasi baik setelah vaksinasi adalah salah satu langkah tambahan untuk melindungi kesehatan dan keselamatan, terutama ketika ada peningkatan aktivitas sosial di dalam ruangan. Dengan memperhatikan indeks-indeks tersebut, dapat diupayakan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi sirkulasi udara dan mengurangi risiko penularan penyakit.
Pada kata ini merujuk pada pedoman tertentu yang
digunakan untuk menilai seberapa aman atau risiko terhadap situasi penyebaran
virus covid-19. Melalui indeks pada kata ini bertujuan untuk memberikan panduan
kepada setiap masyarakat, perusahaan, dan pemerintah tentang tindakan yang
sebaiknya diambil. Meskipun vaksinasi dapat memberikan perlindungan, penting
untuk tetap menjaga jarak fisik dari orang lain, terutama di tempat-tempat
umum. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko penyebaran virus covid-19.
[18] PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA
DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 32
3. Berdasarkan Simbol
Simbol adalah suatu tanda di mana hubungan tanda dan
denotasinya ditentukan oleh suatu peraturan yang berlaku umum atau ditentukan
oleh suatu kesepakatan bersama (konvensi). Misalnya tanda-tanda kebahasaan
adalah simbol.[19]
Analisis simbol pada iklan ini
sebagai berikut:
·
Simbol pada
masker
·
Simbol pada
tulisan “Kementrian Komunikasi dan Informatika – RI”
Simbol tulisan ini memberikan kepercayaan terhadap informasi yang diberikan melalui iklan ini, Sehingga menyiratkan bahwa kementriaan ini bertanggung jawab atas segala informasi yang terdapat dalam iklan tersebut.
·
Simbol ceklis
Simbol ceklis ini merujuk pada penyampaian pesan bahwa tindakan tersebut adalah langkah yang aman dan sesuai dengan pedoman kesehatan yang dianjurkan, terutama setelah vaksinasi.
·
Simbol pada warna
baju yang digunakan
Warna pink memberikan perasaan positif dan harapan, dengan adanya baju warna pink dalam iklan ini memberikan pesan bahwa pematuhan terhadap protokol kesehatan pasca vaksinasi adalah langkah-langkah positif yang dapat membawa kita menuju masa depan yang lebih cerah dan sehat.
Warna kuning merujuk pada kebahagiaan, kehangatan, dan
keoptimisan. Penggunaan warna ini dalam iklan dapat menunjukkan pesan positif
dan optimisme terkait dengan masa depan, khususnya dalam menghadapi situasi
pasca vaksinasi di mana masyarakat dapat kembali ke aktivitas normal dengan
lebih aman.
Warna biru memiliki kesan sebagai warna yang bersifat
profesional dan kredibel. Dalam penggunaan warna biru dalam iklan ini dapat
membantu membangun kepercayaan masyarakat terhadap informasi yang disampaikan,
termasuk informasi mengenai protokol kesehatan pasca vaksinasi.
Warna
merah menciptakan sebuah peringatan dan kepekaan. Penggunaan warna ini mungkin
bertujuan untuk menarik perhatian dan menekankan terhadap suatu pesan yang
disampaikan, yaitu pentingnya terus mematuhi protokol kesehatan pasca
vaksinasi.
· Simbol background ungu
[19] PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 32
Dalam
iklan layanan masyarakat ini mengenai protokol kesehatan pasca vaksinasi,
terdapat penggunaan kiasan dan citra yang bertujuan untuk menyampaikan pesan
secara verbal dan visual. Kiasan digunakan untuk memperkuat signifikasi
tindakan pencegahan dan memberikan gambaran visual yang kuat pada pembaca. Selain
itu, citra dalam iklan ini memberikan daya tarik dan kejelasan pesan yang ingin
disampaikan. Penggunaan warna background ungu yang cerah memiliki makna
keanggunan dan kebijaksanaan. Sehingga, warna ini memberikan citra mengenai
integritas terhadap kebijakan yang dibuat bagi setiap orang untuk mematuhi
anjuran yang diberikan. Adapun penggunaan warna kuning yang melambangkan
optimisme bertujuan memberikan semangat dalam menerapkan protokol kesehatan
untuk terbebas dari virus covid-19. Warna kuning merujuk pada kebahagiaan,
kehangatan, dan keoptimisan. Penggunaan warna ini dalam iklan dapat menunjukkan
pesan positif dan optimisme terkait dengan masa depan, khususnya dalam
menghadapi situasi pasca vaksinasi di mana masyarakat dapat kembali ke
aktivitas normal dengan lebih aman.
BAB IV
KESIMPULAN
Dari analisis iklan
layanan masyarakat tentang protokol kesehatan pasca vaksinasi ini, dapat
disimpulkan bahwa iklan ini menggunakan beragam teknik komunikasi, termasuk
kiasan, makna sebenarnya, dan citra, serta elemen-elemen semiotika seperti
ikon, indeks, dan simbol. Seperti adanya tokoh perempuan muda yang
memperlihatkan pose dengan tangan yang diangkat membentuk siku-siku,
mencerminkan sikap yang kuat dan penuh keberanian, serta tokoh seorang ibu yang
memakaikan masker kepada anaknya, mencerminkan keinginan dan tanggung jawab
seorang ibu untuk melindungi anaknya dari potensi bahaya, termasuk penyebaran
penyakit virus covid-19, penggunaan warna background ungu yang cerah memiliki
makna keanggunan dan kebijaksanaan, sementara penggunaan warna kuning
melambangkan optimisme bertujuan memberikan semangat dalam menerapkan protokol
kesehatan untuk terbebas dari virus covid-19. Adanya kiasan dalam isi teks
untuk menyampaikan pesan tentang perlunya melaksanakan langkah-langkah
pencegahan setelah vaksinasi. Kiasan tersebut dapat memperkuat signifikasi
tindakan pencegahan dan memberikan gambaran visual yang kuat pada pembaca. Isi
teks juga mengandung makna sebenarnya yang menekankan tanggung jawab individu
dalam menjaga kesehatan dan keamanan bersama setelah menerima vaksinasi. Sehingga
iklan ini bukan hanya dinikmati secara visual tetapi bertujuan untuk memberikan
kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan
pasca vaksinasi guna mencapai kekebalan kelompok atau herd immunity.
Melalui iklan layanan
masyarakat terhadap protokol kesehatan pasca vaksinasi ini tidak hanya
menyampaikan pesan secara verbal tetapi juga secara visual menggambarkan
konsep-konsep yang ada melalui ketaatan terhadap Kesehatan. Dengan demikian,
iklan layanan masyarakat ini merupakan bagian dari proses komunikasi massa yang
melibatkan sponsor tertentu untuk menyebarkan informasi yang relevan dan
penting bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber foto iklan : https://akcdn.detik.net.id/community/media/visual/2023/02/01/contoh-iklan-layanan-masyarakat-dari-unicef.png?w=801
PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si.
SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 59
Ralph S. Alexander, ed, Marketing Definition, American
Marketing Assocation, Chicago, 1965. PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh
Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 59
PrenadaMedia Group., Morissan. PERIKLANAN KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU, 2019, Hal.18
PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si.
SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 2
PrenadaMedia Group., Morissan. PERIKLANAN KOMUNIKASI
PEMASARAN TERPADU, 2019, Hal. 18-19
Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi
Periklanan. Bandung: PENERBIT NUANSA. Hal. 13-14
Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi
Periklanan. Bandung: PENERBIT NUANSA. Hal. 14
Kustadi Suhandang. 2016. Manajemen, Kiat dan Strategi
Periklanan. Bandung: PENERBIT NUANSA. Hal. 15
PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si.
SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 5
PT. Remaja Rosdakarya., Drs. Alex Sobur, M.Si.
SEMIOTIKA KOMUNIKASI, 2020. Hal. 31-32
PT. Remaja Rosdakarya., Drs. Alex Sobur, M.Si.
SEMIOTIKA KOMUNIKASI, 2020. Hal. 34
Agitha Fregina Pondaag. Analisis Semiotika Iklan A Mild
Go Ahead Versi "Dorong Bangunan" Di Televisi. Media Neliti, 2020. Hal
5
Parole. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
IKIP Siliwangi. 2019. Hal 2-3
Rizaldi Sardani dan Silvia Indriani. Jurnal Analisis Gaya Bahasa Kiasan Dalam Berita
Industri Pada Media Digital Republika Dan Media Indonesia. Media Neliti. 2020.
Hal 2
Heppy Atma Pratiwi. Jurnal CITRA PEREMPUAN DALAM IKLAN
TELEVISI (ANALISIS SEMIOTIKA
IKLAN POND’S FLAWLESS WHITE 7 DAYS TO LOVE-VERSI 10 MENIT). IPP Munindra. 2016.
Hal 5
PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si.
SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 31
PT. RajaGrafindo Persada., Dr. Nawiroh Vera, M.Si. SEMIOTIKA DALAM RISET KOMUNIKASI, 2022, Hal. 32
mantap bang penjelasannya mudah dipahami dan cocok buat anak muda zaman sekarang lanjutkan
BalasHapusMantap men
BalasHapusbagus dan rapih sekali dapat mudah dipahami
BalasHapuskerja bagus kawan
BalasHapuskerenn penjelasannya
BalasHapuskerja bagusss
BalasHapusKeren bang menarik untuk di baca
BalasHapusPenjelasannya bagus,dan menarik untuk di baca
BalasHapusKece om makalahnya
BalasHapus👍🏻
BalasHapussangat menarik untuk di baca
BalasHapusSangat menarik untuk di baca
BalasHapusSangat Menarik untuk dibaca
BalasHapusSangat Menarik untuk dibaca
BalasHapusMakalahnya menarik untuk dibaca dan pembahasan materinya cukup mudah dimengerti
BalasHapusPembahasan analisis semiotikanya sangat menarik karena memberikan contoh dlm pengunaanya
BalasHapusAnalisisnya bagus karena menggunakan contoh dlm iklannya langsung dan menjelaskannya dengan baik menggunakan teori yang ada
BalasHapusPenelitian dalam iklannya bagus karena mengambil dan mengutip teori teori para ahlinya langsung dan juga di terapkan langsung pada analisisnya
BalasHapusSangat Menarik untuk dibaca
BalasHapusSuka dengan bab 3 nya pada analisis ini karena menganalisis secara rinci dengan menggunakan definisi para ahli yang membuat lebih dipercaya.
BalasHapusBahasa nya mudah dipahami sehingga membuat saya nyaman dalam membaca analisis ini
BalasHapusMakalahnya sangat berguna bagi saya karena memberikan pemahaman bahwa iklan bukan hanya visual untuk dinikmati tetapi memiliki makna yang lebih daripada itu
BalasHapusSangat berguna buat saya yang ingin memiliki minat untuk terjun di dunia periklanan lewat makalah ini banyak pengetahuan yang bisa saya ambil sehingga berguna buat saya nantinya.
BalasHapusSuka dengan bahasa yang dipakai membuat saya lebih mudah untuk memahami makalah ini
BalasHapusPembahasan dalam makalah ini sangat mudah dicerna sehingga membuat saya membaca makalah ini sampai habis
BalasHapusSaya mengira bahwa iklan hanya sebuah produk yang dipromosikan tetapi ternyata tidak iklan membahas segala keseluruhan didalamnya yang membuat saya lebih tahu setelah membaca makalah ini.
BalasHapusPembahasannya menarik dan memberikan pemahaman kepada saya mengenai materi semiotika yang sebelumnya saya tidak tahu
BalasHapusMakalahnya sangat bermanfaat bagi karena memberikan pemahaman periklanan yang sebelumnya saya tidak tahu
BalasHapusUnsur unsur analisis yang digunakan sangat bagus membuat penjelasan nya lebih dimengerti
BalasHapusSangat memberikan pencerahan yang baik bagi saya untuk pemahaman semiotika pada iklan ini
BalasHapusKerennn sekali pembahasan nya karena menggunakan definisi yang valid sehingga lebih efisien dlm analisisnya
BalasHapusJarak memberikan kita alasan untuk mencintai lebih kuat lagi.
BalasHapusWaw
BalasHapusPenjelasannya detail dan mudah dipahami!
BalasHapuskeren, menambah pengetahuan saya
BalasHapussangaat bermanfaat
BalasHapusMakalahnya cukup menarik tentang menganalisis tentang iklan
BalasHapusPembahasan tentang analisis iklannya bagus sangat detail jadi memberikan pemahaman bagi saya
BalasHapusSangat suka dengan materinya di bab 3 memberikan pengetahuan tentang konsep iklan.
BalasHapusBermanfaat sekali buat saya yang minim dengan pengetahuan periklanan
BalasHapusSuka dengan pembawaan konsep analisisnya mudah dipahami bagi saya yg suka membaca
BalasHapusBagus sekali isi makalahnya memberikan inspirasi untuk saya
BalasHapusisi makalahnya sangat menarik dengan menambahkan gambar-gambar yg sedang dibahas, membuat lebih mudah dipahami
BalasHapusAnalisisnya sangat menarik saya suka
BalasHapusPembahasan nya sangat menarik
BalasHapusBagusss mas nikson cocok sekali buat saya yang suka tentang pembahasan konsep visualisasi
BalasHapusGambar gambar yang diberikan dalam analisisnya sangat membantu untuk memperjelas pembahasannya, sehingga lebih mudah dipahami
BalasHapusSuka sekali dengan konsep konsep materi yang diberikan
BalasHapusBahasa yang digunakan cukup bagus, memberikan kemudahan untuk saya memahaminya
BalasHapusSuka sekali karena memberikan pengetahuan yang menarik untuk saya tentang iklan
BalasHapusMakalahnya cukup menarik, karena menjelaskan setiap elemen didalam iklannya
BalasHapusBaguss nikson, sangat mudah dipahami makalahnya
BalasHapusbagus sekali analisisnya, karena bahasa yang digunakan cukup dipahami
BalasHapussukaa sekali dengan isi makalahnya, memberikan pengetahuan yang baru tentang iklan
BalasHapusMakalah ini sangat bagus bagi saya, karena tidak memberikan kesulitan dalam memahami isinya
BalasHapusBagi saya makalahnya sangat mudah dipahami dengan memakai bahasa bahasa sederhana
BalasHapusbagusss isi makalahnya memberikan penjelasan dgn menyertakan contoh contohnya langsung
BalasHapusmakalahnya mudah dipahami dan suka dengan materi yang dibawakan
BalasHapusPembahasan materinya mudah dipahami
BalasHapusBaguss bro, suka sama analisis dalam iklannya karena gampang dipahami
BalasHapusanalisisnya sangat lengkap dan detail sehingga mudah dipahami.
BalasHapuscukup mudah dimengerti isi makalahnya, lanjutkan mas niksonn
BalasHapusMenarik ketika pembahasan dibab 3 karena membahas sangat detail dlm analisisnya
BalasHapusbagus isi makalahnya karena bahasanya mudah dipahami
BalasHapusMudah dipahami makalahnya
BalasHapusPemilihan iklan yg bagus bahwa penerapan protokol kesehatan tidak hanya untuk melindungi virus covid tapi dr segala bakteri atau kuman disekitar kita
BalasHapus